Jumat, 18 Maret 2016

Penyebab ucapan kasar oleh anak pada usia dini dan beberapa solusinya

Perilaku bicara anak yang kasar

    Banyak orang tua sering lupa kalau anak adalah pendengar yang aktif dan peniru yang baik. Anak pada usia dini memliki daya tangkap dan daya ingat yang kuat. Jika orang tua sering menggunakan kata-kata kasar dan umpatan, demikian pula hal itu akan dilakukan oleh anak-anak. Mereka pun akan menyumpah dengan nada suara seperti yang orang tua mereka lakukan. Anak-anak sering menangkap kata-kata kasar dan umpatan  yang didapat atau didengar dari teman-teman bermain, sama seperti anak menangkap kata-kata kasar lain dari orang tua.

    Anak pada usia dini belum bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk di ucapkan. Mereka cenderung mengikuti apa yang didapat dari lingkungan sekitar. Perlunya pengawasan khusus untuk mendidik tingkah laku dan bahasa bicara pada seorang anak. Lingkungan yang buruk dapat membentuk sifat dan kebiasaan anak berkata kasar.

Sebaiknya para orang tua harus memahami apa yang menjadi sebab anak suka berbicara kasar.  Dengan memahami hal tersebut maka kita akan lebih mudah untuk melakukan pencegahan agar anak tidak suka latah dengan kata-kata yang tidak layak diucapkan oleh anak kecil.  Setidaknya ada beberapa faktor yang menyababkan anak-anak berkata kasar atau tidak sopan, yaitu :
1.       Faktor internal
a.    Keinginan melepaskan emosi
        Emosi yang muncul karena kekesalan ataupun rasa marah pada diri anak bisa diucapkan dengan berupa kata yang tidak sopan. Dimana katat-kata itu muncul karena kebiasaan, tanpa disadari dia telah mengucapkan kata-kata yang kasar.

b.   Keinginan untuk mendapat perhatian
        Seorang anak mengucapkan kata kasar, bisa juga disebabkan kurangnya perhatian orang tua. Sekalipun itu berupa teguran, seorang anak hanya berpikir untuk mendapatkan perhatian lebih.

c.    Keinginan memberontak
        Pengekangan yang terlalu berlebihan atau merasa terlalu ditekan dapat berakibat keinginan memberontaknya seorang anak. Walau hanya sekedar berkata kasar sebagai wujud atau maksud dari tidak setuju atas peraturan yang menurutnya tidak adil.

2.       Faktor eksternal
a.       Lingkungan keluarga
        Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak dan merupakan lingkungan utama dari diri seseorang.  Segala aktifitas yang diucapkan oleh lingkungan keluarganya akan sangat mudah untuk direkam dan diingat dalam memori anak.  Makanya sangat wajar apabila anak berbicara kasar maka yang akan menjadi pertanyaan adalah bagaimana orang tuanya memberikan contoh perkataan di depan anaknya.  Bisa jadi anak hanya meniru kata-kata kasar yang terbiasa diucapkan oleh orang tuanya.

b.   Lingkungan sekitar rumah
        Lingkungan di sekitar rumah memang tidak bisa kita kendalikan secara penuh. Kumpulan dari berbagai anak-anak dengan latar belakang dan pendidikan yang berbeda juga mampu untuk membentuk cara berkata anak.  Oleh karena itu lingkungan yang sehat merupakan sebuah kebutuhan yang mutlak disediakan untuk membantu perkembangan anak.

c.    Media
        Media yang terus tumbuh dan mudahnya konten hiburan untuk disasksikan mulai dari orang tua hingga anak kecil. Terlebih kurangnya filterisasi dari media baik itu konten yang bermuatan positif ataupun negatif tidak tersaring secara baik., Merupakan hal yang mampu membentuk pola berpikir anak. Termasuk kata-kata yang sering terdengar dalam sebuah tayangan televisi.  Umumnya kata-kata kasar  akan kita dengar dalam adegan sinetron ataupun film yang bernuansa kekerasan.  Tapi anehnya juga mengapa anak malah merekam kata-kata yang tidak baik tersebut.

Dari faktor-faktor tersebut maka diharapka  orang tua harus sering melihat dan mengontrol perkembangan anak.  Sesekali awasi dari kejauhan tingkah laku anak kita.  Bisa dengan menanyakan kepada teman terdekatnya ataupun dengan mengawasi anak secara langsung.

Orang tua kadang cemas jika mendengar si anak menggunakan kata-kata kasar. Orang tua akan merasa malu, khawatir akan disalahkan karena si anak akan mengajarkan kata-kata kasar pada anak lain. Orang tua juga khawatir umpatan ini akan menganggap bahasa seperti ini mencerminkan seluruh keluarga dan orang-orang akan beranggapan bahasa seperti itu digunakan dan diizinkan dalam rumah. Karena ketakutan tersebut banyak orang tua menjadi marah dan bereaksi dengan keras ketika anak menggunakan kata-kata  kasar. Sebagai orang tua juga harus berhati-hati untuk tidak menyalahkan anak atas kecenderungan untuk meniru apa yang didengarnya.

    Psikolog, Maesera Idul Adha, Psi dari RS Fatmawati Jakarta mengatakan perilaku suka meniru melekat pada anak usia prasekolah. Apa yang dilihat atau didengar di lingkungannya akan ditiru anak. Begitu ada sesuatu yang baru di lingkungan, termasuk kata kasar atau jorok, akan cepat diadposinya. Kemampuan anak prasekolah memelajari hal baru berkembang dengan pesar. Anak begitu bersemangat mengekplorasi berbagai hal di lingkungan.

    Anak suka berkata kasar termasuk kedalam masalah moral, psikologis dan social. Manakala kata-kata negatif itu ditujukan kepada diri sendiri atau orang lain, maka akan merusak moral dan psikologisnya. Ia dapat menjadi sosok yang tidak percaya diri, emosional, suka menyalahkan hal lain dan nantinya akan menyulitkannya untuk berkembang.

             Tentunya orang tua tak boleh berdiam diri. Orang tua perlu meluruskan sikap atau perilaku anak agar tidak menimbulkan hal negatif lain. Apalagi jika anak menganggap, mengucapkan kata kasar dan kasar adalah hal biasa saja. Ada baiknya langkah bijak yang bisa diambil para orang tua untuk mengatasinya sebagai berikut:
a.       a. Bimbing dan beri pengarahan
               Terus beri bimbingan dan mengarahkan anak dengan lemah lembut. Pendidikan dini adalah hal wajib yang perlu orang tua berikan kepada anak.jalin komunikasi yang baik dengan isi pembicaraan yang bermanfaat. Dapat juga dilakukan dengan memberikan kisah-kisah atau cerita yang berbentuk moral.sehingga anak dapat menerimanya dengan suka rela tanpa paksaan, karena paksaan secara langsung dapat membuat anak berpikir bahwa dirinya ditekan. Buat si anak merasa nyaman dan berpikir secara positif.

b.      b. Beri pengawasan saat bermain
            Mungkin dengan menghindari lingkungan yang kurang baik dapat anda lakukan tapi anda juga tidak bisa . Namun Anda tak bisa terus menerus "mensterilkan" lingkungan anak. Lambat laun akan ada pengaruh dari lingkungan luar yang tidak sesuai dengan nilai positif yang ditanamkan di rumah.Sulit untuk mencegah hal ini terjadi. Yang bisa Anda lakukan adalah, dengan sabar dan telaten menjelaskan kepada anak bahwa kata-kata kasar dan kasar itu tidak pantas untuk diucapkan. Cobalah awasi anak dengan bijak saat bermain di lingkungan rumah, ajari dia dalam menerima hal-hal baru yang didapat dari teman-teman  bermainnya.

c.       c. Tak perlu marah
          Berusahalah bersikap wajar dan tidak memarahi anak. Jangan mendramatisasi keadaan. Kemarahan terkadang justru membingungkan anak dan bukan menjadi cara efektif untuk mencegah anak tidak mengucapkan kembali kata kasar dan jorok tersebut. Dalam beberapa kasus, anak yang kurang mendapat perhatian, justru akan mengulangi hal yang tidak disukai orang tua agar ia dimarahi. Baginya, dimarahi orang tua menjadi salah satu bentuk perhatian.
           Bila tujuan anak adalah mendapatkan perhatian orang tua, atau mendapatkan kesenangan dari membuat orang terkejut, cara mengabaikan mungkin cukup ampuh menghentikan kebiasaan anak bicara kasar. Jadi, saat anak mengeluarkan kata-kata kasar, orang tua tidak perlu memelototi anak, berteriak, atau memukul anak, melainkan cukup mengalihkan pandangan ke arah lain atau kembali menggeluti aktivitas/kesibukan yang sedang dikerjakan.

d.        d. Jelaskan arti katanya dan buat kesepakatan
            Beri dia pemahaman, coba tanyakan pada anak apa maksudnya mengucapkan kata tersebut. Mungkin ia tak bisa menjelaskannya. Artinya ia memang tidak paham apa arti kata kasar dan jorok tersebut, dan belum sadar kalau kata-kata itu dapat menyakiti orang lain. Tugas orang tua adalah menggali pemahaman anak mengenai kata tersebut dan mencari tahu alasan ia melontarkannya, lalu meluruskan perilaku yang tak pantas tersebut.
          Bila anak masih saja mengulangi kata kasar, meski sudah dinasihati berulang kali, buatlah kesepakatan. Berikan hukuman yang disepakati bersama, namun jangan memberikan hukuman fisik. Bentuk hukuman yang disarankan bagi anak usia prasekolah adalah time-out. Anak diminta duduk diam di pojok ruangan selama tiga menit atau tegaskan bahwa Anda tidak mau berbicara dengan anak selama tiga menit. Atau anda bisa dengan tidak memberikan izin untuk bermain mainan favoritnya.

e.       e. Mengajarkan ekspresi emosi yang lebih tepat 
           Bila anak mengeluarkan kata-kata kasar tiap kali ia marah, ajarkan dia cara mengekspresikan emosi yang lebih baik, misalnya dengan berbicara asertif, yaitu menyampaikan kepada orang lain tentang ketidaksetujuan kita terhadap perilakunya yang membuat kita merasa tidak nyaman. Anak yang masih kecil biasanya kesulitan untuk merumuskan bagaimana perasaannya, padahal mengenali perasaan beserta penyebab timbulnya perasaan merupakan langkah untuk bisa mengelola emosi secara baik. Oleh karena itu, ketika melihat anak sedang diluapi perasaan marah atau frustrasi, orang tua bisa membantu membacakan perasaannya dan menjelaskan sebab timbulnya perasaan tersebut.

f.         f. Menyatakan ketidaksetujuan
          Nyatakan bahwa Anda tidak senang bila mendengar kata-kata itu keluar dari mulut anak. Beri tahu anak bahwa kata-kata yang buruk bisa mencerminkan bahwa orang yang mengatakannya adalah orang yang tidak sopan, atau tidak tahu aturan, sehingga jika ia menggunakannya, orang lain bisa mengira dia anak yang tidak sopan. Bisa juga mengatakan kepada anak, “Teman-temanmu mungkin pakai kata-kata itu, tapi kita tidak,” atau “Mama tidak pernah marahi kamu pakai kata-kata itu, jadi mama juga tidak mau kalau kamu pakai kata-kata itu untuk marah”.

g.        g. Menggunakan metode pemberian hadiah
        Jika anak sudah lama terbiasa berbicara kasar, sukar baginya untuk langsung berhenti total menggunakan kata-kata kasar tersebut. Dalam keadaan ini, lebih baik orang tua mengadakan perjanjian dengan anak, yaitu bahwa jika dalam waktu yang ditentukan anak tidak berbicara kasar, anak mendapat poin, poin yang terkumpul kemudian ditukar dengan hadiah bila jumlahnya mencapai target. Sebagai contoh, jika dalam sehari anak tidak berbicara kasar, anak mendapat satu tanda centang yang ditulis dalam tabel, di akhir minggu, jika jumlah tanda centang yang diperoleh anak mencapai 5, anak mendapat coklat kesukaannya. Hadiah bisa juga berupa aktivitas yang disukai anak, misalnya bepergian ke tempat wisata, atau bisa juga berupa izin melakukan suatu hal yang diinginkan anak, misalnya orang tua memberikan izin untuk bergadang di akhir pekan menonton film sampai pukul 23.00 malam.

Berdasarkan analisa dari lingkungan sekitar bahwa orang-orang sekitar yang ditemui anak sehari-hari adalah orang yang tak dapat mengendalikan diri saat marah sehingga suka memaki-maki dengan kata kasar, anak tidak belajar mengembangkan pengendalian diri yang baik, akhirnya anak pun menjadi pribadi yang sulit mengendalikan diri untuk tidak berkata kasar saat marah. Anak berkata kasar atau jorok bisa juga karena ia menirunya dari teman di sekolah, sekadar iseng, atau saat ia merasa marah dan mengetahui bahwa kata tadi bisa memancing kekesalan orang lain, atau hanya karena sedang mempelajari kata-kata yang baru dan senang dengan bunyi kata itu tanpa mengetahui artinya.

       Seharusnya sebagai orang tua atau orang dewasa harus tanggap terhadap perkembangan dan keseharian anak apabila ada yang sekiranya aneh atau mengganjal pada anak harus segera ditindak lanjuti agar anak bisa terkontrol dan segera ditangangani,orang tua harus memberikan dan mendukung anak sepenuhnya untuk berubah menjadi baik. Selain itu komunikasi orang tua dan anak harus selalu terjaga sehingga anak merasa dirinya aman dan selalu ada yang merhatikan sehingga anak tidak mencari perhatian diluar yang banyak pengaruh negatifnya terhadap perkembangan anak.

        Adapun solusi-solusi yang dijelasakan didapat dari informasi-informasi dari para orang tua dan beberapa web yang terpercaya. Yang paling penting dari pendidikan anak menurut saya adalah cara orang tua menunjukan cara kasih sayang dan perhatian yang tulus, karena seorang anak mempunyai perasaan yang sangat peka. Kasih sayang adalah metode  yang paling  natural dalam sebuah kehidupan karena kasih sayanglah yang membuat dunia ini menjadi lebih indah untuk ditempati.

            Semoga penulisan ini dapat bermanfaat dan diterapkan secara baik. bila ada penulisan atau salah kata mohon dimaklumi. Terima kasih atas informasi dan solusi baik itu sumber refrensi berupa media internet maupun lingkungan sekitar.


sumber :
Lingkungan sekitar
http://ndesssss.blogspot.co.id/2013/12/makalah-anik-lestari.html
http://www.al-maghribicendekia.com/2013/03/penyebab-dan-mengatasi-anak-bicara-kasar.html

http://female.kompas.com/read/2011/10/27/08573574/6.Langkah.Mengatasi.Anak.Berkata.Kasar.